Situasi Rumit Membelit Messi
Raksasa Liga Spanyol Barcelona masih dihadapkan pada situasi rumit untuk merampungkan kontrak baru Lionel Messi.
Lionel Messi resmi berstatus bebas transfer setelah kontraknya dengan Barcelona berakhir pada 30 Juni 2021. Kini, Messi dihadapkan pada pilihan untuk memperpanjang kontrak atau memilih tim lain.
Namun, beberapa sumber menyebut Messi telah sepakat untuk menandatangani kontrak baru di Barcelona. La Pulga disebut-sebut bakal diikat kontak baru selama lima tahun oleh Blaugrana.
Bahkan, Messi bersedia gajinya dipotong 50 persen dalam kontrak barunya. Tetapi, meski Messi sudah rela gajinya turun 50 persen, manajemen Barcelona tetap saja masih pusing. Krisis keuangan yang menimpa Barcelona dan aturan Financial Fair Play (FFP) di Liga Spanyol menjadi penyebab utamanya.
Karena aturan FFP, Barcelona hingga kini belum berani mengikat Messi dengan kontrak baru. Selain itu, Barcelona juga belum bisa mendaftarkan pemain barunya seperti Memphis Depay, Eric Garcia, dan Sergio Aguero karena pengeluaran klub yang masih melebihi batas anggaran yang diatur dalam FFP Liga Spanyol.

Meski demikian, di bawah pimpinan presiden baru Joan Laporta, Barcelona sejatinya sudah berjalan on the track. Untuk menyelesaikan masalah FFP, Barcelona sudah melakukan negosiasi dengan operator Liga Spanyol untuk memberikan kelonggaran.
Lalu, untuk mengurangi utang klub sebesar 1,173 miliar euro atau sekitar Rp20 triliun, Barcelona telah meminjam uang dari Goldman Sachs senilai 525 juta euro.
Barcelona juga mulai melakukan pemotongan gaji pemain untuk mengurangi anggaran klub. Seperti diketahui, gaji pemain Barcelona saat ini berjumlah 110 persen lebih banyak dari pendapatan klub. Bahkan, Laporta juga sangat berani untuk membawa pemain yang menolak pemotongan gaji ke meja hijau.
Selain itu, Barcelona juga berniat untuk melakukan cuci gudang di musim panas ini. Beberapa bintang yang kurang memberi kontribusi maksimal pada tim siap dilego. Mereka di antaranya Samuel Umtiti, Philippe Coutinho, dan Miralem Pjanic. Ini adalah upaya yang baik yang telah dilakukan Laporta di masa awal kepemimpinannya.
Masalah Barcelona saat ini juga bisa dibilang sebagai warisan dari kegagalan pemimpin sebelumnya yaitu Josep Maria Bartomeu. Akibat 'dosa besar' Bartomeu di Barcelona dalam lima tahun sebelumnya, kini Barcelona tampak seperti klub besar yang tengah terpuruk.
Seperti diketahui, Bartomeu telah mencoreng nama klub usai dituduh terlibat dalam skandal Barcagate dan pencucian uang klub. Selain itu, keputusan Bartomeu untuk mengakhiri kerja sama dengan Qatar Airways juga menjadi kesalahan fatal yang dilakukannya selang beberapa waktu setelah diresmikan menjadi presiden baru Barcelona.
Kesalahan Bartomeu di Barcelona tak hanya berhenti di situ saja. Pada masa pemerintahannya, Barcelona jor-joran dalam belanja pemain. Hal tersebut membuat Barcelona mempunyai tagihan gaji tertinggi di Eropa. Alhasil, Barcelona kini kesulitan membayar gaji pemain saat pandemi COVID-19 menerpa.

Selain itu, seharusnya Bartomeu sedari awal sudah menyiapkan rencana anggaran yang ideal saat regulasi FFP versi Liga Spanyol diberlakukan sejak 2013/2014. Jika hal itu sudah dilakukan Barca lebih awal, kemungkinan besar pelanggaran FFP tak menghampiri Tim Catalunya saat ini.
Namun, apa daya kini nasi sudah menjadi bubur. Kini Barcelona sudah melakukan upaya penyelesaian dengan strategi yang tepat yaitu mengurangi gaji pemain, menjual pemain, dan mendatangkan pemain yang gratis.
Bersambung ke halaman berikutnya...
Akankah Barcelona Lebih Buruk Musim Ini? BACA HALAMAN BERIKUTNYA
0 Response to "Situasi Rumit Membelit Messi"
Post a Comment